Elektabilitas Anies Melorot, Gerindra: Warga Mana yang Disurvei?

Masjid Fatahillah Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, menggelar Salat Jumat berjamaah menggunakan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona, 5 Juni 2020. Gubernur DKI Anies Baswedan dan wakilnya Ahmad Riza Patria menjadi jamaah Salat Jumat di Masjid Balai Kota. Foto: Humas Pemprov DKI
Risalahrakyat, Jakarta - Elektabilitas Gubernur DKI Anies Baswedan melorot berdasarkan survei yang digelar Indikator Politik Indonesia. Gerindra yang mendukung Anies di Pilkada DKI mempertanyakan hasil survei tersebut.

"Mari lihat dengan jujur. Jangan-jangan sampelnya seperti survei banjir. Orang Indonesia yang jadi sampelnya, untuk melihat kejadian di Jakarta," kata Wakil Ketua Gerindra DKI Jakarta Syarif saat dihubungi, Selasa 9 Juni 2020.

Menurut Survei Indikator, elektabilitas Ganjar naik dari 9,1 persen (pada Februari 2020) menjadi 11,8 persen (pada Mei 2020). Adapun elektabilitas Ridwan Kamil naik cukup tajam 3,8 persen menjadi 7,7 persen.

Sementara itu, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun dari 12,1 persen menjadi 10,4 persen. Begitu pula dengan elektabilitas Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun dari 5,7 persen menjadi 4,3 persen.

Meski menunjukkan elektabilitas Anies melorot, Syarif tetap mengapresiasi survei tersebut sebagai kerja ilmiah. Namun, Syarif juga mempertanyakan dilakukannya survei saat ini. "Saya hormati survei sebagai kerja ilmiah. Tapi Pilpres masih jauh."

Menurut anggota DPRD DKI itu, survei tersebut tidak menunjukkan realita yang sesungguhnya karena menanyakan kebijakan DKI kepada orang yang tinggal di luar Ibu Kota. Menurut dia, DKI merupakan daerah yang tercepat dalam menanggulangi wabah ini.

Selain itu, kata dia, kebijakan daerah juga tidak bisa disamakan dalam menanggulangi wabah ini karena melihat dari karakteristik wilayah. "Makanya saya pertanyakan sampelnya yang dipilih yang mana. Ini warga mana yang disurvei."

Survei ini dilakukan pada 16-18 Mei 2020 dengan 1.200 responden. Para responden diwawancarai via telepon. Mereka dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020. Margin of error survei ini sekitar ±2.9% dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber: tempo