Kembali Memanas Hubungan Antara Amerika Serikat dan China, Ini Penyebabnya...

Foto: MQ-9 Reaper (Dok. General Atomics Aeronautical Systems)

Jakarta, Risalahrakyat - Di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, Angkatan Udara AS dikabarkan menerbangkan pesawat pembom B-1B dan drone mata-mata Global Hawk di atas Laut Cina Selatan.

Menurut laporan Angkatan Udara yang dimuat Fox News Rabu (10/6/2020), ini dilakukan sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempertahankan misi pengawasan dan pencegahan di wilayah ini. B-1B dan Global Hawk terbang dari Guam untuk mendukung Komando Indo-Pasifik dan secara khusus melakukan misi di Laut Cina Selatan.

"Misi semacam itu kemungkinan disebabkan urgensi baru, mengingat laporan bahwa China telah melakukan latihan dengan dua kapal induk di Laut Cina Selatan. Ini pun terkait dengan kegelisahan  Taiwan akan kemungkinan "invasi" China," tulis media AS itu.


Global Hawk  sendiri dapat terbang secara otonom dan melakukan penyesuaian terhadap keadaan yang muncul. Sehingga dapat memproses dengan cepat informasi dalam jumlah besar pada satu waktu.
Ini akan memungkinkan Komandan AS untuk meningkatkan dan memperluas ruang lingkup misi di wilayah tersebut. Global Hawk dapat menangkap dan mengidentifikasi momen-momen penting Laut China Selatan, seperti mengetahui dengan cepat jika ada kapal China yang masuk dan melintas di wilayah tersebut.
Sementara itu, pesawat-pesawat tempur China dilaporkan terbang di atas langit Taiwan. Jet tempur Su-30 disebut terlihat di Barat Daya pulau tersebut pada Selasa (9/6/2020).

Su-30 adalah pesawat tempur buatan Rusia. Ia merupakan versi ekspor dari pesawat tempur Su-27 (Flanker) yang dirancang oleh Sukhoi dan diproduksi Irkut Corporation.
Mengutip Airforce-technology, pesawat ini disebut setara kekuatannya dengan F-15E buatan AS. Pesawat memiliki tinggi 6,355 meter dengan lebar sayap 14,70 meter.
Pesawat ini dipersenjatai dengan rudal anti permukaan, yang memiliki jangkauan luncur hingga 120 kilometer (km). Ia bisa dikendalikan melalui "TV command guidance system".
Melalui Kementerian Pertahanan, Taiwan mengecam keras masuknya jet China ke langit wilayah itu. Bahkan, Taipe sudah memberikan pengumuman secara verbal agar jet tempur China menjauh.

Taipe bahkan menyebut jet China itu "penerobos". "Pesawat jet angkatan udara Taiwan telah mengusir para "penerobos"," tegas Reuters mengutip kementerian.

Pesawat jet China terbang bersamaan dengan diumumkannya latihan militer tahunannya Han-Kuang yang akan berlangsung bulan depan. Latihan ini dilakukan tentara Taiwan sebagai simulasi jika perang benar-benar terjadi antar kedua pihak.

Meski demikian, media China Global Times mengatakan, pesawat tempur Su-30 hanya mendekati pulau tersebut. Aksi itu dilakukan karena sebuah pesawat militer AS terbang di atas pulau yang diklaim negeri Panda masih bagian dari provinsinya, terlebih dahulu di hari yang sama.

Masuknya jet AS memang dibenarkan Taiwan. Pada hari yang sama Taiwan memang mengumumkan masuknya versi militer dari Boeing 737, yakni A.U.S C-40A ke wilayah tersebut.

C-40 A adalah jet tempur andalan Negara Paman Sam. AS sendiri bersiaga di Pulau Okinawa Jepang, yang jadi basis pangkalan udara di Asia.

China dan Taiwan memang terjebak perselisihan soal unifikasi wilayah. China hingga kini masih menganggap pulau itu adalah bagian dari provinsinya.

Namun pelantikan Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen beberapa pekan lalu memanaskan situasi. Tsai yang terpilih untuk kedua kalinya, menolak penyatuan keduanya meski dalam aturan "satu negara, dua sistem".

Washington dan Taipe, mengutip Reuters, tidak punya hubungan diplomatik. Namun AS adalah pendukung terkuat Taiwan.

Ini yang membuat banyak pihak khawatir akan tensi AS dan China. Sebelumnya kedua negara juga berselisih soal banyak hal, termasuk perdagangan, asal usul Covid-19, dan Hong Kong. (sumber)